Para bintang film "Air Mata Fatimah" |
Setelah beberapa kali survey ke lokasi Badega Parang, akhirnya tim produser film Air Mata Fatimah memutuskan untuk menggunakan seluruh lokasi Badega Parang untuk menyelesaikan pengambilan film yang bertemakan religi ini.
Sungguh suatu kehormatan bagi kami akhirnya Gunung Parang dikenal oleh para sineas perfilman di tanah air lewat produksi film Air Mata Fatimah, yang rencananya akan ditayangkan pada akhir bulan Ramadhan tahun 2015 ini.
Para "Kiai" difoto dulu sebelum diambil gambarnya |
Dari rencana
3 hari pengambilan gambar di Badega Parang, akhirnya kru dan artis menghabiskan
waktunya selama 14 hari tinggal di Badega, dikarenakan pengambilan gambar
dilakukan pada saat puncak musim hujan pertengahan Februari 2015 di wilayah
Gunung Parang dan sekitarnya.
Selama dua
minggu, Badega Parang sudah seperti Hollywood-nya Indonesia, ketika para artis
dan kru film berkumpul dan berbaur bersama-sama penduduk kampung. Dan seperti
mimpi di siang bolong, ketika penduduk kampung yang notabene hanya tahu artis-artis
dari televisi dan film, kini tinggal dan hidup sehari-hari dengan cara kampung
bersama warga kampung Cihuni dan Cisarua.
Tidak ada
perbedaan dan cara layanan khusus untuk para artis-artis ini, karena kami
menyediakan pelayanan dan akomodasi seperti pada umumnya yang diberikan kepada
tamu-tamu lain.
Di awal
memang sudah disepakati bersama produser, bahwa kami tidak bisa menyediakan
hal-hal yang aneh jika diminta oleh para artis, tetapi kami hanya bisa
menyediakan layanan ala kampung, dan sensasi berpetualang disini, serta
atmosfir kampung dan budaya sunda jaman dulu.
Vikri Rasta,
salah seorang artis dan juga komedian kreatif, bahkan mencoba program Belajar
Panjat Tebing di Tower 2 Gunung Parang, dan ujung-ujungnya ketagihan juga untuk
mencoba dinding Tower 2 sampai dengan pitch 9 (Teras Besar / 500 mtr). Sebuah
awal yang bagus untuk seorang pemula yang tidak bisa dan baru mengenal panjat
tebing.
Ke depan
beberapa sineas berencana untuk membuat beberapa produksi film dan sinetron di
sekitar lingkar Gunung Parang, melihat kondisi alam dan lingkungan Gunung
Parang masih alami.
Dan bukannya
tidak mungkin suatu ketika sekitar lingkar Gunung Parang menjadi sebuah studio
alam raksasa, kita lihat saja nanti.