Sunday, November 16, 2014

November Adalah Bulan Bunga Bakung

Bunga Bakung (Lily)


Anda akan menemukan sebuah pemandangan yang berbeda setiap bulan November di sekitar Gunung Parang. 
Di bulan ini, setiap sudut Gunung Parang akan dihiasi oleh Bunga Bakung (Liliaceae) dalam bahasa Inggris disebut Lily,  yang sedang bermekaran indah.
Bunga yang berwarna oranye dan mengeluarkan bau yang harum, sepertinya kompak untuk bermekaran pada saat yang sama di bulan November.

Bunga Bakung di Badega Gunung Parang

Bunga Bakung bermekaran di Badega Gunung Parang

Awalnya kami tidak mengira bunga ini akan bermekaran dalam waktu yang bersamaan, tetapi dari uji coba tanam yang dilakukan satu tahun kemarin akhirnya berbuah hasil. Dan kini bunga ini bisa dinikmati di Badega Gunung Parang.
Kedepannya setiap tahun, kami akan mengadakan Festival Bunga Bakung di sekitar Gunung Parang, dan diharapkan festival ini akan menjadi daya tarik sendiri wisatawan untuk berkunjung ke Badega Gunung Parang di Purwakarta.

Datanglah di bulan November, dan anda akan disambut Bunga Bakung !

Festival Bunga Bakung di Badega Gunung Parang

Thursday, November 13, 2014

Repotnya membuat film tentang panjat tebing

Tidak terbayangkan sebelumnya kedatangan rombongan dari Perancis untuk memanjat dan membuat film tentang panjat tebing di Gunung Parang.
Awalnya banyak sekali permintaan dan pertanyaan yang harus direspon, namun akhirnya kami bisa mengatasinya.


Betapa repotnya membuat film di atas dinding Gunung Parang

Dan rombongan yang dipimpin oleh Bastien akhirnya tiba di Badega Gunung Parang, dan beberapa orang lagi baru tiba malamnya.
Rombongan yang tiba pagi hari sudah langsung menuju kaki dinding Gunung Parang setelah mereka membongkar semua peralatan yang dibawa, sebagian peralatan lagi mereka menyewa dari kami.


Camera "ACTION !"

Diskusi demi diskusi kecil dilakukan untuk pemanjatan yang sempurna, dan sungguh suatu pelajaran buat kita disini, apapun langkah yang dilakukan harus dipikirkan matang-matang.
Kerepotan demi kerepotan yang timbul di atas tebing, tidak membuat mereka panik, namun tetap tenang.
Ini terjadi ketika mereka tidak membawa 'head lamp' ketika hari sudah mulai gelap, mereka menggantinya dengan lampu 'blitz / speed light' kamera kecil untuk mengecek ulang peralatan panjat sebelum mereka turun.


Memulai pemanjatan

Malamnya rombongan dari Perancis ini menikmati nasi liwet dan makanan kampung yang disajikan, dan satu persatu mengucap selamat malam untuk beranjak ke peraduan.



Bienvenue mon ami au Badega Gunung Parang

Welcome to Badega Gunung Parang !

RockParty at Mount Parang


If you love climbing, so Mount Parang at Purwakarta, Indonesia, is one of the Bigwall at Asia that you should try it.
You will find out more slab, crag, and small grip and pocket on face during climbing there. Various routes and grades will be found here, starting from 5.8 (5) to 5.14 (9), all in one bigwall.
Or if you have more time, you can spending there for open new route or more, it's yours!

Let's pack and go here !

So, what you waiting for, let's pack and go here!

Saturday, November 1, 2014

私たちの家へようこそ

Welcome to Badega Gunung Parang for Yamaki-San and Friends,

Jauh-jauh dari negara Jepang, mencoba pengalaman baru di dinding Gunung Parang dan tanpa kenal usia mereka menghabiskan akhir pekannya di Tower 2 dan Tower 3.
Benar-benar gila, dan patut ditiru semangat juang mereka masing-masing.

Di akhir hari, mereka mencoba untuk merasakan buah asli orang sunda, Jengkol!
Di makan mentah dan beragam ekspresi dan ungkapan keluar, dan tidak dinyana, ternyata mereka menyukainya.

Apapun alasan dan tujuan anda, kami menghaturkan terima kasih telah berkunjung di Badega Gunung Parang.

Yamaki-san and Friends

Their Package so simple

Trying sundanese fruit is 'Jengkol'

Playing 'Egrang', a sundanese kid toy



Perjalanan Badega Gunung Parang (Bagian Pembuka)

Jika bertutur tentang Badega Gunung Parang, kita bertutur tentang keikhlasan dan kesabaran untuk sebuah gunung batu terbesar di Asia Tenggara.

Bersama Bupati Purwakarta, Bp. H Dedi Mulyadi SH

Beragam perjalanan hidup ada disini mulai dari petani, pengangguran, pekerja non formal ataupun profesional, mantan preman, sopir truk, buruh pabrik, pejabat, pensiunan semua dengan satu tujuan!

Menjaga dan dijaga Gunung Parang untuk masa depan kelak, bukan untuk hari ini tetapi untuk masa depan.

Disini beragam profesi dan latar belakang berkumbul mengolah rasa dan asa di Badega Gunung Parang

Ini bukan tempat wisata yang sekedarnya, ini tentang sebuah akumulasi perjalanan puluhan tahun bahkan ratusan tahun, yang akhirnya membuncah di akhir tahun 2013. Dan jika dihitung oleh para leluhur tahun itu berjumlah 5 (lima) sesuai dengan shalat 5 (lima) waktu yang menjadi pilar dasar agama Islam.

Dan amanah pun di emban dengan keikhlasan dan kesabaran

Di Badega Gunung Parang, semua orang terus belajar tentang kehidupan dan budaya yang berkelanjutan, mengolah rasa dan asa, menyatukan jiwa dengan seluruh isi alam dan pemilik Nya.
Dan akhirnya hanya tinggal memilih sisi hitam atau sisi putih, sudah tidak ada lagi abu-abu disini, karena para leluhur sudah memilihkannya untuk kita disini, memilih masa depan masing-masing.

Ketika Amanah diemban, maka seluruh konsekuensinyapun di tanggung

Ketika ramalan para leluhur satu persatu mulai membuncah, dan seluruh 'Dangiang' bersimpuh kembali di Gunung Parang, maka kesabaran dan keikhlasan kembali diuji pada titik nadir para Badega Gunung Parang.

Suka atau tidak suka, kita menerima dan mengemban amanah para leluhur dan para dangiang yang ada disini untuk menjaga dan dijaga Gunung Parang, dalam pertempuran hawa nafsu duniawi yang tiada habis.

Dari yang tua dan yang muda menyatukan asa dan rasa di Badega Gunung Parang

Tidak dapat dipungkiri, ketika Badega Gunung Parang mulai membuka tirai kelambu penutup Gunung Parang ke seluruh dunia, beragam konsekuensipun mau tidak mau harus siap ditanggung.
Beragam penyakit hati dari yang positif sampai dengan yang negatif, menghujam lurus ke arah para Badega.

Namun dibalik semua ini, ada sisi lain yaitu Gunung Parang mulai menjejakkan pengaruhnya di bumi dan mengenalkan dirinya ke pentas dunia, dan mulailah menarik para pemerhati yang sebelumnya tidak pernah memikirkannya.

Bersama-sama Mengantar Gunung Parang ke pentas dunia

Orang dari beragam pelosok menghampirinya, ada yang berniat baik dan tulus, ada yang berniat mengeksploitasinya, ada yang berniat menggagahinya, semua nafsu duniawi mengitari Gunung Parang, seperti semut yang mengitari gula, sungguh manis.

Menjaga dan Dijaga oleh Gunung Parang (kutipan wejangan H. Dedi Mulyadi SH, Bupati Purwakarta)

Namun kami dengan kerendahan hati dan jiwa selalu berdoa atas nikmat dan amanah yang harus diemban ini.
Berat memang, tetapi harus kami tanggung semua konsekuensinya, baik pahit ataupun manis.
Karena sesungguhnya Gunung Parang akan memilih, bukan untuk dipilih, yang terbaik untuk anak cucu kita di masa depan.

Bale Semah tempat berkumpul para Badega Gunung Parang

Dan di Badega Gunung Parang semua hawa nafsu, keserakahan, emosi, ditanggalkan, dan kita telanjang dalam lautan rasa dan asa.

Babak baru tentang perjalanan kita pun dimulai