Showing posts with label badega. Show all posts
Showing posts with label badega. Show all posts

Tuesday, October 27, 2015

Taraje Beusi (a.k.a Via Ferrata) di Badega Gunung Parang

Tidak perlu bisa memanjat tebing untuk menikmati rute Via Ferrata (a.k.a TARAJE BEUSI)
Seperti yang sudah direncanakan di awal pembangungan Badega Gunung Parang di akhir tahun 2013, sebuah lintasan Via Ferrata (Tangga Besi) yang berada di dinding Utara Gunung Parang (Tower 3) selesai di bangun oleh tim panjat tebing Badega Gunung Parang.

Pekerjaan pemasangan tangga besi yang sepenuhnya dilakukan oleh anak-anak muda kampung ini, sangat mencengangkan dan patut dibanggakan, karena dalam waktu singkat mereka berhasil membuka jalur baru, sekaligus memasang tangga besi secara bersamaan.

Dibangun dengan penuh kearifan karena rute ini adalah rute turun temurun para pencari kayu bakar jaman dahulu untuk mencapai puncak Gunung Parang (Tower 3), sehingga bagi anak-anak muda yang terlibat dalam pekerjaa ini, rute Via Ferrata ini sudah tidak asing lagi.



As planned at the beginning of the construction of Badega Mount Parang at the end of 2013, a Via Ferrata (Iron Stairs) in the north wall of Mount Parang (Tower 3) has been built completed by a Badega Gunung Parang's climbing team.

Installation work iron ladder fully carried out by young people of this village, is surprising and proud, because in a short time they managed to open a new climbing route, while simultaneously installing iron staircase.


Built with great wisdom because routes are hereditary firewood seekers antiquity to reach the summit of Mount Parang (Tower 3), so that the young people involved in this work, Via Ferrata route is already familiar.


TARAJE BEUSI (a,k.a VIA FERRATA) di Badega Gunung Parang
Jalur baru ini diberi nama sesuai dengan nama lokal dari bahasa sunda yaitu TARAJE BEUSI (taraje = tangga / beusi = besi)

Cukup sediakan Rp. 150,000 / orang (Termasuk Alat dan Guide), anda sudah bisa menikmati petualangan seru TARAJE BEUSI (a.k.a VIA FERRATA) di dinding Gunung Parang, tanpa harus bisa memanjat tebing.

Nah tunggu apalagi, segera datang dan nikmati petualangan Via Ferrata rasa lokal di Badega Gunung Parang !

Pemesanan layanan : Hotline Badega Gunung Parang +62 8787 470 8230



The new route is named according to the local name of Sundanese language, namely TARAJE BEUSI (taraje = ladder / beusi = iron)

The cost is Rp. 150,000 / person (Including Gear and Guide), you can enjoy exciting adventures Taraje BEUSI (aka VIA Ferrata) in the wall of Mount Parang, without having to climb.

Well what are you waiting, soon to come and enjoy the local flavor adventure Via Ferrata in Badega Gunung Parang!


Booking services: Badega Gunung Parang Hotline +62 8787 470 8230


Petualangan rasa lokal di Badega Gunung Parang

Thursday, August 13, 2015

Ada Kursus Gratis Panjat Tebing di Badega

Semenjak awal berdiri sampai saat ini, sudah beberapa kali Badega Gunung Parang memberikan kursus panjat tebing bagi para pemula, belajar mulai dari cara memanjat tebing sampai dengan belajar mengelola ekspedisi panjat tebing di tebing yang sebenarnya.

Since the beginning of its establishment until today, has several times Badega Mount Parang give rock climbing courses for beginners, learn from the climbing techniques up to learn to manage climbing expedition in the bigwall.

Simulasi manajemen tali dan tambatan sebelum praktek di tebing sebenarnya 

Kali ini Badega Gunung Parang sengaja memberikan kursus gratis panjat tebing bagi para anak-anak muda Purwakarta dan sekitar gunung Parang untuk lebih mengenalkan dunia panjat tebing, disamping menggali potensi dan bakat terpendam mereka untuk meneruskan dan mengelola Badega Gunung Parang di masa mendatang.

This time Badega Gunung Parang intentionally provide a free rock climbing courses for young children from Purwakarta and surrounding mountains Parang to introduce the world of rock climbing, as well as explore their latent potential and talent to continue and manage Badega Gunung Parang in the future.


Peserta Bigwall Climbing Course (Special Program Batch 1)

Awalnya sempat ragu juga untuk memberikan kursus gratis ini, karena selain tidak memiliki dana, juga  tidak ada dukungan sponsor, serta keterbatasan instruktur, akhirnya kursus gratis ini dijalankan juga, namun dengan membatasi jumlah peserta, agar tidak terlalu membludak.
Tidak ada yang tidak mungkin disini, semua jika dilakukan dengan ikhlas, pasti ada jalan, itu yang kami pegang dari awal.

Initially also hesitated to provide free courses, because in addition to not having the funds, nor is there any sponsor support, as well as the limitations of the instructor, finally free course is run as well, but by limiting the number of participants, so as not too booming.
Nothing is impossible here, all if done with sincerity, there is a way, that we hold from the beginning.

Belajar mengelola peralatan panjat tebing

Akhirnya kursus gratis ini bisa berjalan dengan lancar, bahkan para peserta sangat antusias mengikuti program ini, yang rencananya akan terbagi dalam 3 session dan berakhir nanti tanggal 1 Januari 2016.

Finally free course can run smoothly, even the participants were very enthusiastic about joining the program, which will be divided into 3 sessions and ended later date of January 1, 2016.


Simulasi pemanjatan malam hari 

Bukan karena gratis kemudian program kursus ini diberikan asal-asalan, malah kursus ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mereka yang berhasil lulus nanti, bisa memahami panjat tebing bukan ala kadarnya, tetapi diharapkan mereka mampu untuk menjadi guide atau instruktur di Badega Gunung Parang.

Not because it is free then program these courses are given at random, even these courses are designed such that they expected a successful graduate can understand rock climbing not perfunctory, but they are expected to be able to guide or instructor in Badega Mount Parang.

Photos Bigwall Climbing Course - Special Program Batch 1 (2015)




Thursday, July 30, 2015

Alamat Website Baru !

Jangan bingung jika anda menemukan alamat yang berbeda di internet untuk website Badega Gunung Parang, yang saat ini anda kunjungi.

Kami sengaja membuat 2 alamat website untuk memudahkan anda mengingat kami di internet, 

Alamat pertama adalah http://kampungcihuni.blogspot.com

Dan alamat kedua adalah http://badegaparang.blogspot.com

Semua isi dari situs tersebut adalah sama, hanya saja akan menambah ruang media penyimpanan foto-foto dan video dari kami yang semakin hari semakin membludak.

Sengaja situs ini kami buat sesederhana dan seinformatif mungkin, agar anda dan semua orang yang ingin mengetahui tentang Badega Gunung Parang dan daerah sekitarnya dapat mengaksesnya, walau hanya menggunakan handphone yang paling sederhana sekalipun atau menggunakan jaringan internet terbatas.

Selamat mengeksplorasi situs kami ini.

Alamat website http://badegaparang.blogspot.com

Thursday, May 14, 2015

Pembuatan Film “Air Mata Fatimah” di Badega Parang



Para bintang film "Air Mata Fatimah"

Setelah beberapa kali survey ke lokasi Badega Parang, akhirnya tim produser film Air Mata Fatimah memutuskan untuk menggunakan seluruh lokasi Badega Parang untuk menyelesaikan pengambilan film yang bertemakan religi ini.

Sungguh suatu kehormatan bagi kami akhirnya Gunung Parang dikenal oleh para sineas perfilman di tanah air lewat produksi film Air Mata Fatimah, yang rencananya akan ditayangkan pada akhir bulan Ramadhan tahun 2015 ini.

Para "Kiai" difoto dulu sebelum diambil gambarnya
Film yang disutradarai oleh Oka Mahadi bergenre drama religi, diperankan oleh Reza Pahlevi, Jajang C Noer, Anindhika Widya, Oka Sugawa, Dwi Andhika, Reyhan Misscel 2014, Violeta Mongi, Vikri Rasta, Yafi Tessa, Jian Batari dan Dwi Sartika finalis misscel 2014.

Dari rencana 3 hari pengambilan gambar di Badega Parang, akhirnya kru dan artis menghabiskan waktunya selama 14 hari tinggal di Badega, dikarenakan pengambilan gambar dilakukan pada saat puncak musim hujan pertengahan Februari 2015 di wilayah Gunung Parang dan sekitarnya.

Selama dua minggu, Badega Parang sudah seperti Hollywood-nya Indonesia, ketika para artis dan kru film berkumpul dan berbaur bersama-sama penduduk kampung. Dan seperti mimpi di siang bolong, ketika penduduk kampung yang notabene hanya tahu artis-artis dari televisi dan film, kini tinggal dan hidup sehari-hari dengan cara kampung bersama warga kampung Cihuni dan Cisarua.


Proses Pengambilan Gambar di Badega Parang

Tidak ada perbedaan dan cara layanan khusus untuk para artis-artis ini, karena kami menyediakan pelayanan dan akomodasi seperti pada umumnya yang diberikan kepada tamu-tamu lain.
Syuting Air mata Fatimah di Badega Parang

Di awal memang sudah disepakati bersama produser, bahwa kami tidak bisa menyediakan hal-hal yang aneh jika diminta oleh para artis, tetapi kami hanya bisa menyediakan layanan ala kampung, dan sensasi berpetualang disini, serta atmosfir kampung dan budaya sunda jaman dulu.
Vikri Rasta, salah seorang artis dan juga komedian kreatif, bahkan mencoba program Belajar Panjat Tebing di Tower 2 Gunung Parang, dan ujung-ujungnya ketagihan juga untuk mencoba dinding Tower 2 sampai dengan pitch 9 (Teras Besar / 500 mtr). Sebuah awal yang bagus untuk seorang pemula yang tidak bisa dan baru mengenal panjat tebing.

Ke depan beberapa sineas berencana untuk membuat beberapa produksi film dan sinetron di sekitar lingkar Gunung Parang, melihat kondisi alam dan lingkungan Gunung Parang masih alami.
Dan bukannya tidak mungkin suatu ketika sekitar lingkar Gunung Parang menjadi sebuah studio alam raksasa, kita lihat saja nanti.


Film Air Mata Fatimah oleh OK Mahadi

Dwi Andhika dan kawan-kawan

Jujur saja, lokasi Badega Gunung Parang bukan apa-apa dibandingkan lokasi wisata lainnya yang sudah punya nama di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. 

Inilah kami dengan apa adanya !

Thursday, January 29, 2015

Disini Setiap Orang Bisa Memanjat Tebing

Welcome to Badega Gunung Parang's Climbing Playground



Banyak yang mengira olahraga panjat tebing adalah olahraga yang sulit dan berbahaya.
Dikatakan sulit jika kita melihatnya dari kacamata umum, tetapi tidak bagi yang mau mempelajari teknik dasar.

Everyone can climbing here


Dikatakan berbahaya jika kita tidak mematuhi prosedur keamanan yang berlaku di olahraga ini.

Di Badega Gunung Parang, semua teknik dasar sampai teknik yang paling ekstrim di dunia panjat tebing diperkenalkan agar semua orang tahu dan paham setiap resiko yang timbul nantinya.

Fun Climbing


Tidak perlu takut, karena anda akan ditemani oleh para instruktur yang berpengalaman dan mereka tahu sampai sebatas mana anda mampu memanjat.

Tidak peduli siapa anda, kami akan ajak anda memanjat tebing dengan menyenangkan.

Selamat datang di tanah para pemanjat tebing !

Thursday, January 22, 2015

Jalur Baru di Tower 3

Jalur Panjat terbaru di Tower 3, Gunung Parang
Jalur baru di Tower 3 Gunung Parang telah dibuat oleh Miftah bersama-sama para pemanjat kampung Cihuni. Jalur yang dibuat ini menggabungkan antara jalur "sport" dan "trad", sehingga memberikan pilihan yang menarik bagi para pemanjat nantinya.

Jalur yang diberi nama "Cihuni Sakti / Mbah Jambrong" memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi dari 5.9 - 5.11 sampai di Pitch 5, selanjutnya meningkat sampai 5.12 - 5.14,. tergantung jalur yang dipilih di atas

Yang lebih menarik lagi, di jalur ini para pemanjat bisa beristirahat atau bermalam di ketinggian 200 meter di sebuah rekahan batu yang bisa menampung 10 orang.
Ruang yang cukup besar ini dulunya adalah sarang burung elang dan beberapa burung lainnya, namun saat ditemukan ruangan ini sudah lama ditinggalkan.
Asumsi kami banyak predator dari telur-telur elang yang dengan mudah mencapai tempat ini seperti monyet atau lutung jawa, sehingga elang dan burung-burung lainnya mencari tempat yang lebih aman.

Di Pitch 5, terdapat sebuah teras besar yang menjadi sebuah gerbang awal dari jalur-jalur "gila" yang akan dibuat oleh Miftah dan kawan-kawan, dan kita menyebut teras ini sebagai 'Flying Camp'.
Di teras ini pula, kita bisa menginap cukup nyaman karena teras ini mampu menampung sekitar 10 orang pula, dan pemandangan di atas sini sangat menarik karena bisa melihat bendungan Jatiluhur dan Cirata dari ketinggian, serta sunrise yang mengagumkan jika cuaca cerah.

Dari 'Flying Camp' kita bisa memilih rute-rute panjat lainnya diatas sini.

Nah siapa yang mau mencoba ?

Wednesday, January 14, 2015

"Sexy" nya alam Purwakarta

Siapa bilang Purwakarta hanya pusat kerajinan keramik terbesar di Indonesia yang ada di Plered,  atau bendungan terbesar di Jatiluhur, atau kolam ikan terbesar di Wanayasa, kayaknya semua serba besar ya di Purwakarta, sampai-sampai air mancur di tengah kota yang namanya Situ Buleud dibuat besar juga, dan konon terbesar se Asia.


Mount Parang (East Face)

Purwakarta juga memiliki gunung batu terbesar se-Asia, namanya Gunung Parang. Dan malah gunung batu ini menjadi ikon provinsi Jawa barat.
Gunung Parang yang terletak di dua desa yaitu Desa Sukamulya untuk sisi Timur dan Desa Pasanggrahan untuk sisi Barat.
Disinilah arena panjat tebing kelas dunia berada, dan gunung ini menjadi teater alam untuk olahraga ekstrim lainnya.


Mount Parang (North Face)


Di kaki gunung Parang inilah terhampar beragam pemandangan yang spektakuler, dari mulai hamparan sawah-sawah terasiring sampai dengan hamparan bebatuan sebesar rumah, ditambah lagi nun jauh disana jika kita melihat dari atas terhampar bendungan Jatiluhur dan Cirata, sungguh "Sexy" sekali pemandangannya.


Padi terace at Badega Gunung Parang

Cobalah datang ke Badega Gunung Parang, sebuah tempat wisata petualangan dan tradisional yang terletak di kampung Cihuni, pada  bulan Januari sampai Agustus, kita akan menemukan pemandangan sawah terasiring sejauh mata memandang terhampar hijau menyegarkan.


Padi Terace at Badega Gunung Parang

Nah tunggu apalagi ?

Ayo berlibur ke Purwakarta dan temukan pemandangan alam yang "sexy" disana.

Sunday, January 4, 2015

Miftah pembuat rekor baru solo climbing di Gunung Parang

Mifta (Emip) solo climbing at Mount Parang, Purwakarta

Sebuah prestasi dan rekor baru telah dibuat oleh seorang anak kampung Cihuni, Gunung Parang, Miftah, yang sehari-harinya bekerja sebagai supir truk angkut, melakukan solo climbing di rute “Mbah Jambrong”, Grade 5.10, Tower 3 Gunung Parang.

Rekor baru yang diciptakan tanggal 2 Januari 2014 ini, menunjukkan bahwa dunia panjat tebing Indonesia memasuki tingkat yang lebih ekstrim lagi, sejak panjat tebing dikenalkan pertama kali di Indonesia oleh Harry Suliztiarso dan kawan-kawan dari Skygers.

Solo Climbing adalah panjat tebing tanpa menggunakan alat pengaman dan tali, dan sepenuhnya bergantung pada kemampuan dan pengalaman pemanjat itu sendiri. Resiko dari Solo Climbing tidaklah main-main, karena nyawa adalah taruhannya disini.

Miftah, biasanya dipanggil, Emip, bukannya tidak tahu resiko yang diambil, karena Solo Climbing yang dilakukannya adalah keinginannya sendiri bukan dorongan dari pihak lain. Dan bagaimanapun juga olah raga panjat tebing sendiri sudah mengandung resiko bahaya bagi para pemanjat apapun gaya dan teknik pemanjatan yang dilakukan.

Jalur "Mbah Jambrong" Grade 5.10, Tower 3, Gunung Parang

Prestasi yang bersejarah ini, membuktikan bahwa anak kampung Cihuni, berbakat untuk menjadi pemanjat tangguh yang lahir secara alami, dan pantas untuk disejajarkan pemanjat kelas dunia lainnya.
Rute “Mbah Jambrong” yang digunakan Miftah untuk melakukan solo climbing adalah rute baru yang dibuatnya bersama Heri “Caca” dan anak-anak muda kampung Cihuni lainnya. Rute ini adalah rute pemanjatan “Trad”, yang sepenuhnya mengandalkan pengaman “Friend” dan “Chockstone, dan hanya pada masing-masing Pitch dipasang “Bolt” untuk “Anchor”, dan memiliki tingkat kesulitan 5.10.

Bukannya tanpa kesulitan Miftah melakukan solo climbing di rute ini, pada rute Pitch 2 ke 3 terjadi sedikit ketegangan karena salah satu pijakannya meleset saat melakukan gerakan “Dyno”, namun akhirnya bisa diselesaikan dengan sukses.

Target selanjutnya, Miftah akan melakukan solo climbing di rute legenda “240” Tower 2, Gunung Parang, dan jika ini berhasil, maka target-target internasional segera dilakukannya dengan mencari beberapa sponsor untuk mendukung pemanjatan solo lainnya.


Semoga sukses dan Allah SWT selalu memberkati dan menyertaimu !

Lihat videonya di Youtube !


An achievement and a new record has been created by a hometown boy Cihuni, Mount Parang, Miftah, the day-to-day work as a freight truck driver, perform solo climbing on the route "Mbah Jambrong", Grade 5:10, Tower 3 Mount Parang.

Created a new record date of January 2, 2014, shows that the world of rock climbing Indonesia entered the more extreme level, since the climbing was first introduced in Indonesia by Harry Suliztiarso and friends from Skygers.

Solo Climbing is a climbing skill without the use of safety devices and ropes, and wholly dependent on the ability and experience of climbing itself.  The risk of Solo Climbing is not messing around, because lives are at stake here.

Miftah, usually called, Emip, instead of do not know the risks taken, as Solo Climbing is desire itself does not encouragement from others. And after all sport climbing itself already contains a hazard for any climber climbing styles and techniques are performed.
This historic achievement, proving that the village boy of Kampung Cihuni, gifted to be a strong climber who was born naturally, and deserve to be aligned more world-class climbers.

These "Mbah Jambrong" climbing route that Miftah used to perform solo climbing a new route that is made with Heri "Caca" and young children Cihuni other villages. Climbing routes are "Trad", which fully rely on safety "Friend" and "Chockstone, and only on each Pitch installed" Bolt "to" Anchor ", and has a level of difficulty 5:10.

Not without difficulty Miftah do solo climbing on this route, the route Pitch 2 to 3 occurs a little tension because one slip footing when the motion "Dyno", but eventually can be completed successfully.

The next target, Miftah will perform solo climbing in the legend route is "240" Tower 2, Mount Parang, and if this is successful, then the international targets immediately do with looking for some 
sponsors to support other solo climbing.


Good luck and God always bless and be with you!

Tuesday, December 23, 2014

Bangga jadi orang Purwakarta

Sebuah kebanggaan tersendiri jika anak-anak muda dari SMA Negeri 3 Sukatani, mengatakan mereka bangga memiliki Badega Gunung Parang sebagai tempat wisata yang berbeda di Purwakarta.

Berlatih di alam bersama SMA Negeri 3 Sukatani

Ditambah lagi mereka bisa berinteraksi dengan tamu-tamu internasional lainnya yang menginap di Badega Gunung Parang
Selain belajar di alam, mereka juga bisa belajar mengasah kemampuan bahasa inggrisnya disini dengan tamu-tamu lainnya.
Sebuah persahabatan antar bangsa pun terjalin dengan hangat disini, tidak membedakan suku, agama, ras, dan asal.

Semua melebur dalam kehangatan khas Badega Gunung Parang

Persahabatan antar bangsa terjalin dengan hangat disini

Jangan berwisata ke Badega Gunung Parang, BAHAYA !

Jika anda pernah mendengan kalimat di atas, memang benar adanya !

Disini anda jangan berharap lebih dan mendapati pelayanan memuaskan dari kami, disini anda jangan meminta sesuatu yang umum dijumpai atau tersedia di tempat wisata-wisata lainnya.

Lupakan itu semua !

Jamie dan kawan-kawan ketika berkunjung ke Badega Gunung Parang


Di Badega Gunung Parang, anda kami ajak keluar dari zona nyaman berwisata, dan menemukan sesuatu yang hilang dari hidup anda, yaitu PETUALANGAN !!!

Jika anda berpikir ini bukan tempat wisata yang layak, memang benar adanya !

Sebastian dan rombongan setelah pembuatan film panjat tebing


Karena kami tidak menyediakan kelayakan ataupun kenyamanan, tetapi kami mengajak anda untuk belajar tentang alam dengan segala kelebihannya dan manusia dengan segala kekurangannya.

Lihatlah diri anda, apakah anda siap kemari ?

Sebuah tantangan menanti anda disini

Emil dan kawan-kawan, setelah belajar panjat tebing di Badega Gunung Parang

Monday, December 22, 2014

Belajar dan Bermain di Alam

SMK Negeri 3 Sukatani
Belajar di alam, sudah bukan lagi sebuah ekstra kurikuler, tetapi sebuah kebutuhan dalam mendidik para siswa untuk lebih mengenal alam sekitarnya.
Demikian yang dilakukan oleh para Siswa SMK Negeri 3 Sukatani, mereka menghabiskan waktu akhir pekannya di Badega Gunung Parang untuk belajar dan bermain.

Saturday, November 1, 2014

Perjalanan Badega Gunung Parang (Bagian Pembuka)

Jika bertutur tentang Badega Gunung Parang, kita bertutur tentang keikhlasan dan kesabaran untuk sebuah gunung batu terbesar di Asia Tenggara.

Bersama Bupati Purwakarta, Bp. H Dedi Mulyadi SH

Beragam perjalanan hidup ada disini mulai dari petani, pengangguran, pekerja non formal ataupun profesional, mantan preman, sopir truk, buruh pabrik, pejabat, pensiunan semua dengan satu tujuan!

Menjaga dan dijaga Gunung Parang untuk masa depan kelak, bukan untuk hari ini tetapi untuk masa depan.

Disini beragam profesi dan latar belakang berkumbul mengolah rasa dan asa di Badega Gunung Parang

Ini bukan tempat wisata yang sekedarnya, ini tentang sebuah akumulasi perjalanan puluhan tahun bahkan ratusan tahun, yang akhirnya membuncah di akhir tahun 2013. Dan jika dihitung oleh para leluhur tahun itu berjumlah 5 (lima) sesuai dengan shalat 5 (lima) waktu yang menjadi pilar dasar agama Islam.

Dan amanah pun di emban dengan keikhlasan dan kesabaran

Di Badega Gunung Parang, semua orang terus belajar tentang kehidupan dan budaya yang berkelanjutan, mengolah rasa dan asa, menyatukan jiwa dengan seluruh isi alam dan pemilik Nya.
Dan akhirnya hanya tinggal memilih sisi hitam atau sisi putih, sudah tidak ada lagi abu-abu disini, karena para leluhur sudah memilihkannya untuk kita disini, memilih masa depan masing-masing.

Ketika Amanah diemban, maka seluruh konsekuensinyapun di tanggung

Ketika ramalan para leluhur satu persatu mulai membuncah, dan seluruh 'Dangiang' bersimpuh kembali di Gunung Parang, maka kesabaran dan keikhlasan kembali diuji pada titik nadir para Badega Gunung Parang.

Suka atau tidak suka, kita menerima dan mengemban amanah para leluhur dan para dangiang yang ada disini untuk menjaga dan dijaga Gunung Parang, dalam pertempuran hawa nafsu duniawi yang tiada habis.

Dari yang tua dan yang muda menyatukan asa dan rasa di Badega Gunung Parang

Tidak dapat dipungkiri, ketika Badega Gunung Parang mulai membuka tirai kelambu penutup Gunung Parang ke seluruh dunia, beragam konsekuensipun mau tidak mau harus siap ditanggung.
Beragam penyakit hati dari yang positif sampai dengan yang negatif, menghujam lurus ke arah para Badega.

Namun dibalik semua ini, ada sisi lain yaitu Gunung Parang mulai menjejakkan pengaruhnya di bumi dan mengenalkan dirinya ke pentas dunia, dan mulailah menarik para pemerhati yang sebelumnya tidak pernah memikirkannya.

Bersama-sama Mengantar Gunung Parang ke pentas dunia

Orang dari beragam pelosok menghampirinya, ada yang berniat baik dan tulus, ada yang berniat mengeksploitasinya, ada yang berniat menggagahinya, semua nafsu duniawi mengitari Gunung Parang, seperti semut yang mengitari gula, sungguh manis.

Menjaga dan Dijaga oleh Gunung Parang (kutipan wejangan H. Dedi Mulyadi SH, Bupati Purwakarta)

Namun kami dengan kerendahan hati dan jiwa selalu berdoa atas nikmat dan amanah yang harus diemban ini.
Berat memang, tetapi harus kami tanggung semua konsekuensinya, baik pahit ataupun manis.
Karena sesungguhnya Gunung Parang akan memilih, bukan untuk dipilih, yang terbaik untuk anak cucu kita di masa depan.

Bale Semah tempat berkumpul para Badega Gunung Parang

Dan di Badega Gunung Parang semua hawa nafsu, keserakahan, emosi, ditanggalkan, dan kita telanjang dalam lautan rasa dan asa.

Babak baru tentang perjalanan kita pun dimulai

Sunday, October 12, 2014

From Singapore to Badega With Love

Cuaca musim kemarau tidak menyurutkan tamu kita, pasangan dari Singapura dan Amerika, yaitu Linda dan Eric yang jauh-jauh datang dari Singapura ke Badega Gunung Parang. Tujuan mereka hanya satu, memanjat dan memanjat 

Linda on T2 Mount Parang

Dari seminggu yang lalu mereka sudah meminta lewat email kepada kita untuk menjemput di salah satu hotel di Jakarta, dan ketika pagi itu kita menjemputnya, tampaknya mereka sudah benar-benar siap untuk "Blangsak" (kata lain dari kita untuk berpetualang habis-habisan) di Gunung Parang.

Hari pertama dilalui oleh mereka dengan melahap jalur pemanjatan di Tower 3, dan sungguh diluar dugaan, ternyata mereka benar-benar menyukai alam Gunung Parang, meski di musim kemarau ini dan tidak banyak menyuguhkan pemandangan yang hijau, tetapi tetap spektakuler.

Linda & Eric, from Singapore to Badega with love

Dan di hari berikutnya, mereka mencoba untuk memanjat di jalur pemanjatan Tower 2, dan kedua sejoli ini tampak asyik menikmati pemanjatan di atas sana.

Ketika ditanya kenapa jauh-jauh mau datang kemari? Mereka menjawab ingin mendapat sensasi lain memanjat sebuah gunung batu yang terbesar di Indonesia ini. Dan selain itu gunung batu seperti ini hanya ada di Amerika ataupun Eropa, tetapi tidak di Asia.
Jadi mereka cukup bangga sudah bisa memanjat Gunung Parang, yang menjadi ikon dunia panjat tebing di Indonesia.

Linda moving on Tower 2 Mount Parang

Tanpa disadari, waktu untuk pulang sudah tiba. Dan saatnya kami harus kembali berpisah dengan tamu kita.
Sampai jumpa lagi di lain waktu Linda dan Eric, semoga kalian puas selama disini dan terus mencintai sampai akhir hayat !

Tuesday, July 1, 2014

Informasi Untuk Para Pemanjat Tebing di Gunung Parang

Disarankan untuk para pemanjat tebing yang ingin memanjat Gunung Parang baik di Tower 1, 2, dan 3, ataupun ingin mendaki Gunung Parang dari jalur trekking untuk mengikuti beberapa petunjuk dibawah ini untuk kenyamanan dan keselamatan selama beraktifitas di Gunung Parang;


It is recommended for all  climbers who want to climb Mount Parang both in Tower 1, 2, and 3, or want to climb Mount Parang from trekking path to follow some of the instructions below for the comfort and safety during the activity at Mount Parang;


Climbing Route on Tower 2 Mt. Parang


# Daftarkan diri anda atau team anda di Badega Gunung Parang terlebih dahulu, agar jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pihak Badega Gunung Parang dapat segera berkordinasi dengan pihak terkait baik berupa evakuasi, penyelamatan, maupun pengamanan.

# Register yourself or your team in Badega Gunung Parang beforehand, so if there is something undesirable side, Badega Gunung Parang can immediately coordinate with related parties in the form of evacuation, rescue, and security.

# Hormatilah adat istiadat setempat, jagalah sikap serta patuhi nasehat para orang tua disini selama berada di kawasan Gunung Parang, karena Gunung Parang bukan hanya kita yang mendiami, tetapi semua makhluk hidup.

# Respect local customs, keep your attitude and obey the advice of the parents here while in the area of Mount Parang, because Mount Parang not just us who inhabit, but all living things.

# Berilah waktu pemanjat / team pemanjat yang lebih awal memanjat di jalur panjat yang yang sama yang akan dipanjat oleh anda / team anda, untuk menyelesaikan pemanjatan sampai selesai, dan barulah anda / team anda memanjat rute tersebut. 
Hal ini untuk mencegah terlalu ramainya jalur pemanjatan, serta berlebihnya beban pada masing-masing anchor (tambatan) di masing-masing pitch (teras).

# Give an earlier climber / team climbing on the same track that will be climbed by you / your team, to finish the climb, and then you / your team can climbing the route.

This is to prevent too crowded climbing route, as well as the excessive load on each anchor on each pitch (terrace).

# Jangan mengambil pengaman yang ditinggal di jalur pemanjatan seperti Hanger dan Karabiner yang bukan milik anda, karena bisa jadi hal itu disengaja oleh pemanjat sebelumnya untuk pengaman pemanjat berikutnya.

# Do not take all gears / tools left in the climbing route like Hanger and Carrabinner that does not belong to you, because it could be intentional by previous climbers for next climbers.

# Jangan menambah bor / memasang hanger pada jalur panjat yang sudah ada, kecuali menggantinya karena rusak, atau karena faktor keselamatan.
Hal ini bertujuan untuk menjaga dinding Gunung Parang dari kerusakan karena bor yang berlebihan, serta faktor keselamatan dikarenakan banyak batang-batang ramset yang tidak tercabut karenanya.

# Do not add drill / installing hangers on existing climbing route, except to replace it because it is damaged, or because of the safety factor.

It aims to keep the walls of Mount Parang from damage due to excessive drill, as well as the safety factor because many rods Ramset are not deprived thereby.

# Bawalah peralatan yang memadai dan memenuhi syarat untuk memanjat, jangan menggunakan peralatan yang sudah rusak, karena akan membahayakan nyawa anda.

# Bring adequate equipment and qualified to climb, do not use equipment that is damaged, because it would endanger your life.

# Bawalah logistik (makanan/minuman/jaket/ kaos/celana) yang cukup jika anda dan team memutuskan menginap di atas (flying camp) dinding Gunung Parang, jangan paksakan diri anda untuk memanjat jika sudah lelah.

# Bring logistics (meal/drink/jacket/shirt/pant)  if you and the team decided to stay at the top (the flying camp) wall Mount Parang, do not force yourself to climb if it is tired.

# Tetap fokus dan selamat sampai kembali ke rumah.

# Stay focused and safely return home.

PERINGATAN: Pemanjatan Tebing dan Pendakian Gunung adalah kegiatan / olahraga yang berbahaya yang bisa menyebabkan kematian, dan setiap pendaki gunung / pemanjat tebing dianggap mengerti dan bertanggun jawab terhadap semua resiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan / olaraga ini.
 BADEGA GUNUNG PARANG tidak bertanggung jawab atas segala resiko yang terjadi dalam bentuk apapun terhadap aktifitas yang dilakukan para pendaki / pemanjat tebing di Gunung Parang.

Wednesday, May 28, 2014

Pesta Seni & Budaya di Badega Gunung Parang, 28 Mei 2014


Pesta Seni dan Budaya di Badega Gunung Parang akan diadakan tanggal 28 Mei 2014, acara yang digagas oleh Badega Gunung Parang dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, akan berlangsung mulai pagi sampai tengah malam.

Acara ini juga diisi oleh bakti sosial (Pengobatan Gratis dan Khitanan Masal) untuk masyarakat sekitar Gunung Parang dan malamnya dilanjutkan dengan acara Apresiasi Seni dan Budaya.

Diharapkan acara ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan sekali merengkuh beragam tujuanpun tercapai demi pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Gunung Parang.

Tuesday, May 27, 2014

Pesta Seni & Budaya di Badega Gunung Parang, 28 Mei 2014


Pesta Seni dan Budaya di Badega Gunung Parang akan diadakan tanggal 28 Mei 2014, acara yang digagas oleh Badega Gunung Parang dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, akan berlangsung mulai pagi sampai tengah malam.

Acara ini juga diisi oleh bakti sosial (Pengobatan Gratis dan Khitanan Masal) untuk masyarakat sekitar Gunung Parang dan malamnya dilanjutkan dengan acara Apresiasi Seni dan Budaya.

Diharapkan acara ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan sekali merengkuh beragam tujuanpun tercapai demi pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Gunung Parang.