Showing posts with label asia. Show all posts
Showing posts with label asia. Show all posts

Sunday, January 4, 2015

Miftah pembuat rekor baru solo climbing di Gunung Parang

Mifta (Emip) solo climbing at Mount Parang, Purwakarta

Sebuah prestasi dan rekor baru telah dibuat oleh seorang anak kampung Cihuni, Gunung Parang, Miftah, yang sehari-harinya bekerja sebagai supir truk angkut, melakukan solo climbing di rute “Mbah Jambrong”, Grade 5.10, Tower 3 Gunung Parang.

Rekor baru yang diciptakan tanggal 2 Januari 2014 ini, menunjukkan bahwa dunia panjat tebing Indonesia memasuki tingkat yang lebih ekstrim lagi, sejak panjat tebing dikenalkan pertama kali di Indonesia oleh Harry Suliztiarso dan kawan-kawan dari Skygers.

Solo Climbing adalah panjat tebing tanpa menggunakan alat pengaman dan tali, dan sepenuhnya bergantung pada kemampuan dan pengalaman pemanjat itu sendiri. Resiko dari Solo Climbing tidaklah main-main, karena nyawa adalah taruhannya disini.

Miftah, biasanya dipanggil, Emip, bukannya tidak tahu resiko yang diambil, karena Solo Climbing yang dilakukannya adalah keinginannya sendiri bukan dorongan dari pihak lain. Dan bagaimanapun juga olah raga panjat tebing sendiri sudah mengandung resiko bahaya bagi para pemanjat apapun gaya dan teknik pemanjatan yang dilakukan.

Jalur "Mbah Jambrong" Grade 5.10, Tower 3, Gunung Parang

Prestasi yang bersejarah ini, membuktikan bahwa anak kampung Cihuni, berbakat untuk menjadi pemanjat tangguh yang lahir secara alami, dan pantas untuk disejajarkan pemanjat kelas dunia lainnya.
Rute “Mbah Jambrong” yang digunakan Miftah untuk melakukan solo climbing adalah rute baru yang dibuatnya bersama Heri “Caca” dan anak-anak muda kampung Cihuni lainnya. Rute ini adalah rute pemanjatan “Trad”, yang sepenuhnya mengandalkan pengaman “Friend” dan “Chockstone, dan hanya pada masing-masing Pitch dipasang “Bolt” untuk “Anchor”, dan memiliki tingkat kesulitan 5.10.

Bukannya tanpa kesulitan Miftah melakukan solo climbing di rute ini, pada rute Pitch 2 ke 3 terjadi sedikit ketegangan karena salah satu pijakannya meleset saat melakukan gerakan “Dyno”, namun akhirnya bisa diselesaikan dengan sukses.

Target selanjutnya, Miftah akan melakukan solo climbing di rute legenda “240” Tower 2, Gunung Parang, dan jika ini berhasil, maka target-target internasional segera dilakukannya dengan mencari beberapa sponsor untuk mendukung pemanjatan solo lainnya.


Semoga sukses dan Allah SWT selalu memberkati dan menyertaimu !

Lihat videonya di Youtube !


An achievement and a new record has been created by a hometown boy Cihuni, Mount Parang, Miftah, the day-to-day work as a freight truck driver, perform solo climbing on the route "Mbah Jambrong", Grade 5:10, Tower 3 Mount Parang.

Created a new record date of January 2, 2014, shows that the world of rock climbing Indonesia entered the more extreme level, since the climbing was first introduced in Indonesia by Harry Suliztiarso and friends from Skygers.

Solo Climbing is a climbing skill without the use of safety devices and ropes, and wholly dependent on the ability and experience of climbing itself.  The risk of Solo Climbing is not messing around, because lives are at stake here.

Miftah, usually called, Emip, instead of do not know the risks taken, as Solo Climbing is desire itself does not encouragement from others. And after all sport climbing itself already contains a hazard for any climber climbing styles and techniques are performed.
This historic achievement, proving that the village boy of Kampung Cihuni, gifted to be a strong climber who was born naturally, and deserve to be aligned more world-class climbers.

These "Mbah Jambrong" climbing route that Miftah used to perform solo climbing a new route that is made with Heri "Caca" and young children Cihuni other villages. Climbing routes are "Trad", which fully rely on safety "Friend" and "Chockstone, and only on each Pitch installed" Bolt "to" Anchor ", and has a level of difficulty 5:10.

Not without difficulty Miftah do solo climbing on this route, the route Pitch 2 to 3 occurs a little tension because one slip footing when the motion "Dyno", but eventually can be completed successfully.

The next target, Miftah will perform solo climbing in the legend route is "240" Tower 2, Mount Parang, and if this is successful, then the international targets immediately do with looking for some 
sponsors to support other solo climbing.


Good luck and God always bless and be with you!

Wednesday, December 10, 2014

Akhir Dari Perjalanan Keliling Dunia

Sabrina, Tower 3, Mt. Parang


Siapa mengira jauh-jauh dari Jerman dan bekerja di Australia, dan pada akhirnya berlabuh di Badega Gunung Parang untuk mengakhiri perjalanan keliling dunianya di tahun 2014.
Seorang gadis, cantik dan masih muda, 23 tahun, namanya Sabrina, membuat sebuah kejutan dan warna baru di tempat kami, dalam beberapa minggu dia tinggal disini.

Sabrina on Pitch 3, Mt. Parang, Badega Gunung Parang, Indonesia

Dimulai dari kedatangannya yang tiba-tiba tanpa ada informasi sama sekali, dan terdampar di Stasiun Kereta Api, Bandung, dan kesasar di Wanayasa setibanya di Purwakarta.
Beruntung sekali, dia diantar oleh Petugas Keamanan Stasiun Kereta Api Purwakarta yang baik hati sampai di tempat kami dengan selamat.

Awalnya dia mengungkapkan ingin memanjat Gunung Parang, namun membawa peralatan yang minim serta seorang diri, dan hanya tinggal beberapa hari di Badega Gunung Parang.
Setelah mengisi formulir pendaftaran tamu, kami menyarankan dia untuk beristirahat dan melupakan kesulitan yang dia tempuh beberapa hari ini selama di Indonesia.

Mushroom Park, once in a year, she is really lucky.

Hari demi hari dilalui di Badega Gunung dengan memanjat dan hanya memanjat ditemani oleh guide kami. Dan hanya beberapa hari libur digunakan untuk jalan-jalan bersama kami ke Garut dan Bandung sekedar melepas lelah dan rutinitas memanjat.
Namun sekali lagi, gadis ini tampaknya lebih suka menyendiri di Badega Gunung Parang dan asyik dalam dekapan alam Gunung Parang.

Dan Sabrina memang membawa warna tersendiri bagi kami dan semua orang, termasuk rekan-rekan dari KOPASUS yang sedang berlatih di Gunung Parang.
Sepertinya tidak ada batasan lagi antara dia sebagai tamu dan kami disini, semua bergembira bersama di malam perpisahan rekan-rekan KOPASUS, dan Sabrina adalah bintangnya !

She is a Star !

Tidak terasa, waktupun cepat berlalu, sudah hampir dua minggu, dan Sabrina harus kembali ke Jerman karena visa kunjungannya akan habis dua hari lagi, dan kamipun mengantarnya kembali ke Stasiun Bandung untuk membeli beberapa oleh-oleh dan langsung bertolak ke Jakarta menggunakan kereta api.
Dan mengakhiri perjalanannya keliling dunia di tahun 2014.

Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, namun di hati kami, Sabrina seorang gadis muda Jerman, memberikan perspektif baru kepada kami tentang sebuah ikatan persahabatan yang tulus, bukan hanya sekedar tamu.

Selamat jalan, sampaikan salam kami kepada keluarga di rumah !

Auf Wiedersehen !

Monday, September 1, 2014

Sebuah pelajaran dan pengalaman dari tamu mancanegara

Remaja Kampung Cihuni setelah berdiskusi dengan Ms. Anthene Grant dari US
Siapa sangka tamu kita kali ini adalah seorang General Manager dari sebuah resort terkenal di kepulauan Seribu, Mrs. Anthene Grant berkebangsaan Amerika Serikat.
Bersama beliau beberapa orang dari beragam negara juga ikut dalam rombongan dari "Ayo Ke Desa" yang dikomandani oleh Mas Anggun. 

Rombongan kecil ini sengaja datang untuk menghabisan waktu akhir pekan di Badega Gunung Parang yang ada di Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Purwakarta.
Mulai dari jalan-jalan ke desa sampai dengan mendaki Gunung Parang yang eksotis.

Malamnya beberapa anak muda dari Kampung Cihuni bersama para Badega terlibat dalam diskusi kecil dan tukar pengalaman dengan tamu-tamu kami.
Topik yang dibahaspun beragam dari isu yang sederhana sampai dengan isu berat lainnya, tetapi yang menarik adalah pengalaman Mrs. Anthene Grant menangani sampah di pulau tempat resortnya berada, serta kreatifitas warga mengelola aktifitas penunjang untuk para tamu.

Dengan memberdayakan masyarakat sekitar melalui pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia dini, membuat mereka sadar tentang keberadaan sampah dan bagaimana mengelola bahkan mencegah polusi pencemaran disekitar pantai-pantai disana.
Di usia dini mereka telah sadar akan kebersihan dan lingkungan hidup, sebuah pendidikan yang sangat berharga untuk Badega Gunung Parang.

Disini kami berjibaku bagaimana menyadarkan warga tentang kebersihan dan menjaga lingkungan dari sampah.
Dan sejauh ini hasilnya memang belum sepenuhnya berhasil, karena untuk menumbuhkan kesadaran tentang kebersihan adalah sebagian daripada iman, adalah masih sulit dan bahkan sama sulitnya menumbuhkan pohon Jengkol di gurun sahara.

Bagaimanapun usaha kami dari Badega Gunung Parang tidak pernah berhenti disini, mengingat yang membangun dan mengelola wisata ini sepenuhnya adalah usaha komunitas warga, bukan para investor ataupun donatur.
Sehingga kami sadar bahwa berhasil atau tidaknya Badega Gunung Parang adalah tanggung jawab kami juga, dan sejengkalpun kami tidak menyerah begitu saja.

Pelajaran malam ini dari tamu-tamu kita tentang sampah dan kreatifitas sangat berharga sekali, dan menyadarkan kami untuk berbenah diri lebih baik lagi untuk masa depan.

Diskusi yang menyenangkan malam ini dengan ditemani secangkir kopi kayu manis yang hangat!

Rombongan "Ayo Ke Desa" melihat mata air Anaga