Showing posts with label sukamulya. Show all posts
Showing posts with label sukamulya. Show all posts

Wednesday, December 17, 2014

Perjalanan Badega Gunung Parang (Bagian Kedua)

Badega Gunung Parang

Hari ini, tepat tanggal 17 Desember 2014, Badega Gunung Parang berusia 1 tahun, sebuah perspektif baru untuk sebuah gerakan kepedulian untuk sebuah Gunung dan kehidupan yang lebih baik telah muncul.

Perjalanan ini masih panjang, tetapi beragam kisah telah lahir seperti sebuah bayi yang terlalu cepat untuk dilahirkan. 

Dan ini menjadi takdir bagi kita semua di Badega Gunung Parang, bahwa membangun sebuah rumah dari sebuah mimpi adalah tidaklah mudah, perlu perjuangan dan bahkan pengorbanan.

Tidak ada cerita bahwa Gunung Parang akan menjadi bongkahan gunung emas, dengan kita hanya berdiam dan menyombongkan diri, tanpa kita mampu menyepuhnya.
Dan hanya bualan belaka bahwa kita adalah pembuat sejarah disini, tanpa kita meneruskan dan mewujudkan sejarah itu.

Mimpi besar lahir dari sebuah pikiran dan ide gila, dan untuk mewujudkannya adalah sebuah perjuangan di lautan kesabaran yang tiada akhir.

Tidak mudah dan tidak sulit, hanya dibutuhkan keyakinan !


Alam menunjukkan jalannya


Alam telah memilih dengan sendirinya, Alam telah menunjukkan jalannya kepada kita semua.

Tanpa kita sadari kita melangkah dituntun melalui arah yang telah ditentukan, tanpa kita pahami awalnya mengapa kita harus melakukannya dalam membangun Badega Gunung Parang.

Dan di akhir barulah kita memahami semua proses itu, dan tanpa perlu lagi kita memperdebatkannya.
Alam memang menuntun kita dengan indah dalam berproses membangun Badega Gunung Parang.


Bale Semah di Badega Gunung Parang

Zona demi zona mulai dibuka di kaki Gunung Parang, masalah demi masalah datang silih berganti, seolah sebuah proses.
Dan di akhir waktu, zona yang telah dibuka kembali ditutup, karena memang tidak layak untuk dibuka.

Awalnya kita tidak paham mengapa zona yang sudah dibuka harus ditutup, tetapi dengan berprosesnya waktu, barulah kita memahaminya.

Alam telah menunjukkan jalannya.


Satu Tumbang Satu Tumbuh !


Bagai sebuah bunga di alam liar, satu berguguran di telan musim, dan bibit baru tumbuh di pucuk musim.
Inilah sebuah proses regenerasi alami yang terjadi di Badega Gunung Parang, tanpa harus kita turut campur didalamnya.

Biarkan bunga yang sudah layu dan pohon yang mati tumbang dengan sendirinya, dan bibit-bibit bunga dan tanaman yang segar bermunculan, karena alam sudah mengaturnya.



Bunga Semusim, Bunga Bakung

Kita tidak pernah memusingkan sebuah generasi akan hilang dengan sendiri, karena ketidaksabaran dan egonya masing-masing.
Tapi kita akan pusing jika sebuah generasi tumbuh tanpa memiliki rasa dan asa untuk hidup lebih baik.

Sekali lagi, satu tumbang maka satu tumbuh !

Sebuah Perspektif Baru


Tanpa harus meminta, tanpa harus menangis, proses pembangunan Badega Gunung Parang terus berjalan meski tertatih-tatih.

Bukannya tidak meminta dan memohon, semua sudah berjalan dan berproses, dan beragam cara sudah dilakukan dengan sengaja dan tidak disengaja, tapi yang ada adalah sebuah harapan di ruang kosong.

Seperti rayap membangun rumahnya, sedikit demi sedikit Badega Gunung Parang terus membentuk zona demi zona di kaki Gunung Parang sampai dengan puncaknya.
Semua dilakukan untuk melindungi Gunung Parang dari perambahan hutan dan perburuan liar satwanya, dan Badega Gunung Parang hanya memanfaatkan kecantikan Gunung Parang!

Jangan ditanya, berapa banyak dokumen dan rancang bangun beragam zona di Badega Gunung Parang yang sudah dibuat dan direncanakan, mungkin saat ini sudah masuk ke halaman ke seribu !
Semua lengkap dan mungkin lebih lengkap dari sebuah proyek pembangkit listrik. Hah?

Ilmu rayap kita gunakan untuk melangkah dan membangun.
Tidak ada yang tidak mungkin, semua berjalan dengan perlahan tapi pasti.

Dan sebuah perspektif sebuah wisata baru telah lahir !

Baca juga Bagian Pertama




Wednesday, August 20, 2014

Menunggu kajian ilmiah di Gunung Parang

East Face of Mount Parang
Cerita dan tulisan tentang Gunung Parang sudah banyak beredar di internet ataupun media masa. Mulai dari tentang potensi panjat tebing, wisata alam, ataupun soal mistisnya.

Namun yang menulis tentang sejarah ataupun tentang formasi geologi gunung batu andesit ini, sedikit sekali, bahkan hampir tidak ada sama sekali.

Entah itu tulisan atau kajian ilmiah, atau sekedar analisa sejarah, semua itu tidak ada sama sekali, atau mungkin hanya menumpuk di lemari arsip atau di laporan-laporan yang tidak dipublikasikan. 
Intinya, tidak ada referensi ilmiah berkaitan dengan Gunung Parang yang dapat dijadikan pijakan !

West Face of Mount Parang
Potensi tentang Gunung Parang sendiri sudah cukup terbukti sebagai wahana wisata alam yang sangat dahsyat.
Namun langkah-langkah pengembangannya sangat tertatih-tatih, karena pihak komunitas warga Badega Gunung Parang melakukannya dengan kekuatan sendiri dan belum ada bantuan dari pihak manapun.
Sangat menggemaskan sekali, seperti layaknya seorang putri cantik yang baru bangun tidur dan belum dipoles 'make up'.

Tower 1 & Tower 2, Mount Parang

Di Indonesia sendiri, gunung batu andesit cukup banyak bertebaran dari mulai Jawa, Kalimantan, Sumatera, sampai dengan Papua.
Namun untuk gunung batu andesit yang miliki keunikan dan formasi geologi yang dahsyat serta dekat dengan kota besar, mungkin hanya Gunung Parang.

Belum lagi ditambah beberapa situs-situs megalitikum masih menyisakan tanda tanya sekitar Gunung Parang, makin menambah pekerjaan rumah bagi siapa saja yang berminat terjun di Badega Gunung Parang untuk bergabung.

Tunggu apa lagi, ayo kita bekerja bersama-sama disini menyingkap misteri dan sejarah yang ada di Gunung Parang.


Tuesday, May 27, 2014

Pesta Seni & Budaya di Badega Gunung Parang, 28 Mei 2014


Pesta Seni dan Budaya di Badega Gunung Parang akan diadakan tanggal 28 Mei 2014, acara yang digagas oleh Badega Gunung Parang dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, akan berlangsung mulai pagi sampai tengah malam.

Acara ini juga diisi oleh bakti sosial (Pengobatan Gratis dan Khitanan Masal) untuk masyarakat sekitar Gunung Parang dan malamnya dilanjutkan dengan acara Apresiasi Seni dan Budaya.

Diharapkan acara ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan sekali merengkuh beragam tujuanpun tercapai demi pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar Gunung Parang.

Monday, January 13, 2014

Wilujeng Sumping Kawan!

DSCN3736 by kampung.cihuni
DSCN3736, a photo by kampung.cihuni on Flickr.
Kesederhanaan dalam menikmati alam, tidak harus pergi jauh ke hutan atau pedalaman.
Bahkan harus terbang melintas benua atau pulau hanya mengejar keindahan.
Tengoklah ke Purwakarta, disana ada sebuah wisata kampung yang sederhana tetapi memiliki pemandangan yang spektakular. Dialah Badega Gunung Parang

Wednesday, January 8, 2014

Badega Sapepeuting, Sebuah Festival Rakyat untuk Rakyat

Kaulinan Anak-Anak Badega Gunun Parang

Sebuah Festival Rakyat yang digelar oleh BADEGA GUNUNG PARANG di Kampung Cihuni pada penghujung tahun 2013, disambut sangat meriah dan antusias oleh warga dan wisatawan.

Di festival ini, seluruh warga kampung Cihuni seolah berlomba untuk meramaikan acara mulai dari pasar jajanan tradisional, permainan seni tetunggulan, sampai dengan seni Kaulinan anak, dan bahkan seni Karinding yang diusung oleh KASUNDA (Kampung Urang Sunda) mendapat tempat dan perhatian warga serta wisatawan yang datang.


Seni Tetunggulan dimainkan oleh Ibu-Ibu Kampung Cihuni

Rencananya festival rakyat ini akan digelar sekali dalam setahun di Kampung Cihuni oleh Badega Gunung Parang untuk menghormati dan mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Sang Kuasa selama setahun penuh bagi warga kampung Cihuni dan sekitarnya.



Seni Karinding oleh KASUNDA

Acara yang baru pertama kali digelar di Kampung Cihuni ini adalah murni acara yang diselenggarakan oleh Warga untuk Warga guna mengangkat citra pariwisata di sekitar Gunung Parang dan Purwakarta.

Diharapkan nantinya festival ini akan menjadi titik tolak dari festival-festival yang lain yang akan digelar di sepanjang tahun 2014 di Kampung Cihuni oleh Badega Gunung Parang.

Nantikan Festival berikutnya !

Tuesday, December 17, 2013

Badega Gunung Parang diresmikan oleh Bupati Purwakarta Bp. H Dedi Mulyadi SH

Foto Bersama dengan Bupati Purwakarta, Bp. H Dedi Mulyadi SH, 17 Desember 2013
Tepat jam 11.30, di lokasi wisata kampung dan petualangan, BADEGA GUNUNG PARANG, yang terletak tepat di kaki Gunung Parang, Kampung Cihuni, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, secara simbolis dalam upacara adat yang sederhana, Bupati Purwakarta, Bapak H Dedi Mulyadi SH meresmikan kampung wisata ini dengan menandatangani kelotok kerbau dan mengalungkannya di leher ketua Badega Kang Wawan Lukman Hidayat.

Upacara adat yang disaksikan oleh beberapa undangan yang hadir diantaranya para pejabat  dan staf Pemda Purwakarta, Camat Tegal Waru beserta staff Muspika lainnya, dan sesepuh serta warga kampung Cihuni sekitarnya. 

Dalam Upacara Peresmian ini, Bapak Bupati juga memberikan bantuan Dana Pengembangan wisata BADEGA GUNUNG PARANG sebesar Rp. 300 juta, yang nantinya akan digunakan oleh BADEGA GUNUNG PARANG sebagai modal untuk pengembangan dan konservasi budaya  serta lingkungan di wilayah Gunung Parang sekitarnya.

Pembangunan wisata BADEGA GUNUNG PARANG sendiri adalah murni swadaya dari masyarakat Kampung Cihuni tanpa bantuan dari pihak manapun, karena proyek ini awalnya adalah mimpi dan sempat dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak.

Namun kini, wisata BADEGA GUNUNG PARANG siap untuk tampil dan membawa Purwakarta dan Jawa Barat ke kancah pariwisata Nasional dan Internasional selangkah demi selangkah dengan membawa keunikannya sendiri.




Monday, December 16, 2013

Peresmian BADEGA GUNUNG PARANG oleh Bupati Purwakarta, Bp. H Dedi Mulyadi SH

Insyaallah,

Besok Selasa 17/12/2013 adalah peresmian Badega Gunung Parang di Kampung Cihuni, jam 09.00 Pagi oleh Bapak Bupati Purwakarta , Bp. H Dedi Mulyadi, SH Mohon doa dan dukungan dari rekan, sahabat, komunitas, sesepuh, orang tua, anak, adik, kakak agar mimpi-mimpi kami sebagai orang kampung Cihuni menjadi nyata dan membuktikan bahwa jangan pernah takut bermimpi dan jangan pernah berhenti untuk mempercayai sesuatu yang sudah menjadi niat dan tekat,

Rock On!

Tuesday, December 3, 2013

Wilujeng Sumping di Kampung Cihuni


Saatnya kami menyambut anda ditengah kehangatan warga Kampung Cihuni dan alamnya...

Bale Ngaso di Badega Gunung Parang

Bale Ngaso di Badega Gunung Parang
Tersedia Bale Ngaso sebanyak 5 unit untuk kapasitas 5-6 orang di Badega Gunung Parang, bagi mereka yang ingin merasakan sensasi menginap di alam bebas di kaki Dinding Gunung Parang.

Disini anda bisa berinteraksi secara langsung dengan alam diantaranya melihat elang jawa beterbangan di atas, bermain dengan kerbau, belajar panjat tebing, atau mungkin mandi matahari. 

Percayalah, disini waktu akan serasa berhenti.

Saturday, November 9, 2013

Kembalilah ke Kampung


Di Kampung Cihuni, kesederhanaan adalah keunikan kami. Disinilah kami hidup apa adanya ditengah kemegahan Gunung Parang, dan kerasnya alam jika musim kemarau tiba.
Belum lagi dengan serbuan deras arus budaya kota kepada anak-anak kami, yang mungkin sudah tidak bisa dibendung lagi karena pengaruh teknologi dan jaman.

Di satu sisi kami harus mempertahankan budaya dan adat sunda kami, tetapi di sisi lain kami harus bertarung idealisme dan budaya kota dengan anak-anak kami.
Sungguh ironis, jika kampung kami suatu ketika harus kehilangan identitasnya di masa depan.

Dari sinilah, kami bergerak dan berhimpun untuk menyatukan kata dengan para warga penggagas kampung wisata untuk memulai sesuatu yang memiliki makna dan tujuan demi masa depan anak-anak kami nantinya.

Tanpa harus dilihat kekurangan dan kelebihannya, kami hanya berniat untuk melestarikan adat dan budaya serta alam di kaki Gunung Parang, yang kelak akan kami wariskan kepada anak cucu kami.

Kalau bukan sekarang, kapan kami harus kembali pulang ke Kampung!






Buah KECAPI yang selalu ada di Kampung Cihuni




Sudah jarang kita temui buah KECAPI (
Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.) di beberapa pasar tradisional ataupun modern sekalipun. Kalaupun ada, buah ini jarang dilirik oleh pembeli, entah mengapa?
Jadi jangan heran, kalau buah KECAPI sudah dianggap buah langka oleh sebagaian orang di kota-kota besar.

Padahal dari pohon dan buahnya memiliki beragam khasiat penyembuhan, dari mulai deman, perut kembung, penguat tubuh wanita setelah melahirkan, dan  obat cacingan.

Jadi jangan remehkan buah KECAPI, karena dari alam sebenarnya semua tersedia untuk menyembuhkan beragam penyakit di tubuh manusia.

Jika berjalan-jalan di Kampung Cihuni, jangan lupakan untuk mencicipi buah KECAPI, dan jika musimnya tiba, jangan ragu-ragu untuk membawanya pulang, kalau perlu sekarung sekalipun.




Sunday, November 3, 2013

Lupakan menjadi orang KOTA, mari menjadi orang KAMPUNG !


Jika anda pergi ke Purwakarta, sempatkan untuk berkunjung ke Kampung Cihuni, hanya 15 km dari pusat kota.

Anda akan diajak untuk melupakan sejenak kepenatan ritme kehidupan di kota besar, dan waktupun berhenti berputar sejenak disini.

Lupakan basa basi orang kota, mari kita menjadi orang kampung sejenak dan belajarlah ketulusan dan kearifan di Kampung Cihuni.



Wednesday, October 30, 2013

Wilujeng Sumping di Kampung Cihuni


Saatnya kami menyambut anda ditengah kehangatan warga Kampung Cihuni dan alamnya...

Kirai yang membawa berkah


Ibu Entin yang mungkin sepanjang hidupnya membuat Atap Kirai, produk alami untuk atap yang terbuat dari daun pohon kirai yang tumbuh di pinggir sungai, adalah sebuah contoh kearifan lokal warga kami.
Tanpa mengeluh tentang kondisi ekonomi, beliau bertahan dari beragam kondisi yang hadir sepanjang masa.

Mari belajar dari Ibu Entin....

Tuesday, October 29, 2013

Koordinat Peta dan Arah Menuju Kampung Cihuni



Dari arah Jakarta exit tol CIGANEA, kemudian belok kanan ke arah PLERED, dan selanjutnya dari PLERED menuju arah GUNUNG PARANG sekitar 10km, dan berikutnya ke arah kampung CIHUNI, bisa lewat 2 arah yang berbeda: (1) Lewat pertigaan SIMPANG belok kanan - kondisi jalan agak bergelombang (2) Lewat pertigaan CIAKAR belok kanan - kondisi jalan bagus namun agak sedikit jauh, bisa dilihat di peta ini

Monday, October 28, 2013

Berawal dari sebuah mimpi

Semua berawal dari sebuah mimpi kami yang mungkin tidak akan pernah terwujud jika kami hanya duduk-duduk saja di warung kopi teman kami Pak Umin.
Sudah terlalu banyak cerita dan janji yang diberikan kepada kami, namun tidak ada satupun yang terwujud.

Dan kamipun hampir putus asa, dari mulai Kang Yunus, yang mantan preman dan tukang bikin ribut di kampung, Kang Wawan yang calon lurah gagal saat pilkada kemarin, Kang Suher yang supir angkot, serta Kang Umin yang mantan RK dan menjadi tetua disini.
Kami yang sehari-hari hidup di Kampung Cihuni, merasa selama ini hanya sebagai penonton, dan saatnya kami harus bangkit untuk memperbaiki kehidupan Kampung Cihuni menjadi lebih baik, karena kami sadar jika kami tua kelak di kampung inilah kami menghabiskan sisa hidup kami.


Friday, October 25, 2013

Selamat datang di Kampung Cihuni


Selamat datang di Kampung Cihuni...
Sebuah kampung di kaki Gunung Parang, yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.

Disini kami memulai sebuah mimpi membangun kampung kami menjadi sebuah tempat pariwisata. Sebuah mimpi yang mungkin dianggap gila oleh kawan, saudara, tetangga kami sendiri.

Tapi bukankah sebuah karya besar berawal dari sebuah mimpi....